Rilis Inflasi Oktober 2020, Begini Kondisi Perekonomian di Kota Probolinggo
Rilis Inflasi Oktober 2020, Begini Kondisi Perekonomian di Kota Probolinggo
KANIGARAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Probolinggo mencatat terjadi inflasi 0,15 persen pada Oktober 2020
seiring dengan kenaikan harga pangan di Kota Probolinggo. “Perkembangan
harga berbagai komoditas pada Oktober secara umum menunjukkan terjadinya
kenaikan,” ujar Kepala BPS Kota Probolinggo Heri Sulistio, dalam rilis
Suara Inflasi di Radio Suara Kota FM, Selasa (17/11).
Heri mengatakan, kenaikan harga pangan yang mempengaruhi angka
inflasi ini diantaranya akademi/perguruan tinggi, bawang merah, minyak
goreng, ikan kembung, cabai merah, ikan benggol, cumi-cumi, daun bawang,
telur ayam ras dan cabai rawit. “Dengan adanya inflasi di bulan
(Oktober) ini, maka inflasi tahun kalender Januari – Oktober 2020
mencapai 0,98 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,43
persen,” katanya.
Dari
8 kota IHK di Jawa Timur, 4 kota mengalami inflasi dan 4 kota lainnya
mengalami deflasi. “Dan capaian 0,15 persen ini menjadikan Kota
Probolinggo sebagai kota dengan angka inflasi tertinggi,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang)
Setda Kota Probolinggo Setyorini Sayekti mengatakan tingkat inflasi di
Kota Probolinggo mengalami kenaikan meskipun secara pendapatan,
masyarakat justru mengalami penurunan.
“Mensupport hal itu, beragam bantuan sudah digelontorkan baik pusat
sampai daerah. Namun demikian, pemkot berharap tumbuhnya kemandirian
masyarakat dari sisi ekonomi kreatif salah satunya, difokuskan pada
bagaimana aktivitas tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan
secara ketat,” terang Rini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud)
Kota Probolinggo M. Maskur melalui Plt. Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan
Dasar Suparno, menyampaikan bahwa andil terbesar inflasi bulan Oktober
dari kelompok pendidikan, ada pada sub kelompok akademisi/perguruan
tinggi, sebesar 1,67 persen.
Menurutnya, hal itu dikarenakan tingginya antusias dan kesadaran
masyarakat Kota Probolinggo dewasa ini, terhadap pentingnya kualifikasi
pendidikan. “Hal itu terutama terjadi pada GTT/PTT (Guru Tidak
Tetap/Pegawai Tidak Tetap, red). Selain itu masuknya masa pembayaran
UKT/semesteran serta adanya kenaikan di sektor ini membuat andilnya
terlihat besar,” jelasnya.
Sedangkan untuk kategori Pendidikan Usia Dini (PAUD), menurut Parno,
dan Pendidikan Dasar (Pendas) yang menjadi kewenangan pemkot masih aman.
Karena, sebutnya, pembelajaran masih menggunakan metode daring dan
bantuan paket data untuk pembelajaran secara online. (Sonea)