Darurat Stunting, Dokter Novi Ingatkan Pentingnya Jaga Saluran Cerna
Kota Probolinggo menduduki peringkat nomor 2 penderita stunting terbanyak se-Jawa Timur. Menindaklanjuti masalah tersebut, Dokter Anak Sub Gastro Hepatologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Mohamad Saleh Kota Probolinggo, dr. Novi Rahayu Arianti, Sp.A. mengedukasi pendengar Radio Suara Kota Probolinggo dalam Klinik Udara pada Jumat Pagi (19/7).
Kota Probolinggo menduduki peringkat nomor
2 penderita stunting terbanyak se-Jawa Timur. Menindaklanjuti masalah tersebut,
Dokter Anak Sub Gastro Hepatologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Mohamad
Saleh Kota Probolinggo, dr. Novi Rahayu Arianti, Sp.A. mengedukasi pendengar
Radio Suara Kota Probolinggo dalam Klinik Udara pada Jumat Pagi (19/7).
Dialog yang juga disiarkan melalui
Instagram @rsudmohamadsalehprobolinggo ini mengusung tema “Menjaga Saluran
Cerna pada Anak untuk Mencegah Stunting”.
Novi yang diketahui pernah menjabat sebagai Konsultan Gastro Hepatologi
di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya ini menyebut bahwa stunting merupakan
gangguan nutrisi kronis yang berhubungan erat dengan sistem pencernaan.
Terdapat 3 penyebab stunting, antara lain:
asupan nutrisi yang kurang, gangguan absorbsi, dan penggunaan nutrisi
berlebihan. Gangguan absorbsi (penyerapan nutrisi) penyebabnya berada dalam
ranah sistem cerna. Novi juga menyebutkan bahwa saat ini masih banyak orang tua
yang menyepelekan tentang konstipasi (sembelit), padahal hal tersebut bisa
menjadi tanda bahaya bagi anak.
“Konstipasi itu juga sangat berpengaruh
untuk gangguan pencernaan. Karena anak-anak konstipasi ini biasanya akan malas
makan. Karena kalau makan nanti pingin BAB. Kadang beberapa orang tua
menyepelekan. Padahal jika konstipasinya lama, terjadi gangguang pada tumbuh
kembang, penambahan berat badannya tidak sesuai dengan usianya, harus konsul.
Itu adalah salah satu tanda bahaya” ujarnya.
Selain tentang nutrisi anak, pencegahan
stunting juga sangat dipengaruhi oleh pola makan ibu ketika hamil, terutama
pada 1000 hari pertama kehamilan. “Jadi 1000 hari pertama kehamilan, itu
berpengaruh besar untuk pencegahan stunting, terutama soal nutrisi dan
jangkauan kesehatan dari ibu hamil. Misalkan, konsumsi tablet tambah darah,
pengukuran tensi, dan lain-lain,” jelasnya.
Selain itu, Novi juga membahas tentang
pentingnya sanitasi. “Sanitasi yang buruk akan membuat usus terpapar dengan
bakteri buruk. Bakteri buruk akan memengaruhi pertumbuhan file usus. Misalkan
BAB sembarang, minum air tercemar, kalau terinfeksi kronis maka penyerapannya
akan terganggu,” imbuhnya.
Oleh karena itu, aksi pencegahan stunting
memerlukan kerjasama dari berbagai pihak dan seluruh lapisan masyarakat karena
melibatkan berbagai aspek sekaligus. Ia menekankan, “Ini adalah masalah yang
harus kita beri perhatian bersama, bukan hanya medis saja, jadi dari seluruh
lapisan masyarakat dan organisasi profesi, untuk bagaimana anak-anak kita di
Probolinggo bisa terentas dari stunting,” pungkasnya. (zul/uby)