Kare Ramadan Kembali Hadir di Radio Suara Kota Probolinggo
Marhaban yaa Ramadan. Kesempatan bertemu kembali dengan bulan puasa adalah sebuah karunia yang sangat mahal dan berharga. Betapa tidak, Ramadan hadir dengan membawa banyak keberkahan dan kebaikan.
KANIGARAN - Marhaban
yaa Ramadan. Kesempatan bertemu kembali dengan bulan puasa adalah sebuah
karunia yang sangat mahal dan berharga. Betapa tidak, Ramadan hadir dengan
membawa banyak keberkahan dan kebaikan.
Pada
Ramadan kali ini, program unggulan radio kebanggaan masyarakat Kota
Probolinggo, Suara Kota FM, kembali menyuguhkan Kajian Sore (Kare) Ramadan.
Tayang setiap sore mulai jam 16.30 WIB, Kare Ramadan hadir dengan topik kajian
berbeda setiap harinya. Menggandeng
narasumber dari Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Probolinggo.
Di momen 1 Ramadan 1444 H,
Kamis (23/3), Ustaz M. Gufron mengisi materi “Meneladani Puasa Nabi
SAW dan Sahabat R A”. Gufron menyampaikan, tidak semua orang
berpuasa bisa mencapai target menjadi orang bertakwa. Pasalnya, Nabi Muhammad
SAW pernah mengingatkan dalam Hadis Riwayat an-Nasai, Ibn Majah, dan Ahmad.
Bisa jadi ada orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari
puasanya kecuali lapar,” katanya.
Agar
puasa yang dilakukan diterima oleh Allah dan agar mencapai derajat takwa maka puasa yang dilakukan hendaknya
meneladani puasa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Beberapa hal yang dilakukan Rasul SAW pada saat puasa
dan patut dijadikan contoh. Pertama,
memulai puasa Ramadan dengan berniat di malam harinya. “Beliau bersabda barang
siapa yang belum berniat (untuk puasa) sebelum terbit fajar, maka tidak ada
puasa baginya, atau dengan kata lain tidak sah,” terangnya.
Adapun
waktu untuk berniat puasa, membentang dari mulai Maghrib hingga sebelum datangnya
Subuh. “Makanya kalau di kampung rumah-rumah kita, kalau habis tarawih, imam ngajak
niat bersama-sama. Nah itu adalah bentuk kepedulian para ulama dan penerus
Rasullullah, agar kita tidak lupa berniat. Makanya dituntun bareng,”
jelasnya.
Kedua,
setelah itu beliau
bersantap sahur. Waktu sahur yang dianjurkan adalah di akhir waktu. Yaitu tidak
lama menjelang subuh. “Biasanya setengah jam menjelang imsyak. Bersahurlah! Karena
dalam sahur terdapat berkah,” ucapnya.
Ketiga,
tidak makan/minum, bersetubuh, maupun muntah dengan disengaja. Empat, saat waktu
berbuka puasa tiba, Beliau berdoa terlebih dahulu, lalu membatalkan puasanya tanpa
menunda-nunda, dengan buah kurma dengan seteguk air. Setelah itu, barulah
beliau melaksanakan salat Maghrib.
“Berbukalah
dengan yang manis. Karena beliau berada di tanah Arab, beliau (berbuka) dengan
kurma, lalu dilanjutkan dengan melakukan kewajiban menunaikan salat. Baru
setelah itu, makan makanan berat,” ujarnya.
Lima,
qiyamul lail. Selama bulan
Ramadan, Rasul senantiasa memperbanyak amalan, seperti sholat malam, tadarus
Alquran, zikir, tasbih, sedekah dan beritikaf. “Nabi
itu kalau puasa, banyakkan ibadahnya daripada njangong. Jadi lebih
mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wata’ala,” tandasnya. Itulah puasa
Nabi SAW dan para sahabat R A. Puasa yang mendatangkan kesehatan, keberkahan,
serta kebaikan dunia dan akhirat. In sya’Allah.
Tak
hanya Kare Ramadan, program lain juga bisa disimak di gelombang 101.7 MHz
selama bulan suci ini berlangsung. Seperti,
tadarus Al-Qur'an pada
ba'da Isya dan Kajian Subuh, mulai pukul 5 pagi. (es/fa)