KANIGARAN — Pemerintah Kota Probolinggo menggelar Rapat Koordinasi Penguatan Kelembagaan Ekonomi Kreatif di Command Center, Senin (17/11). Pertemuan ini sebagai langkah memperkuat sinergi antar perangkat daerah, komunitas, dunia usaha, akademisi, dan media dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif yang kolaboratif dan berkelanjutan.
Rapat dibuka oleh Plt Kepala Diskominfo Kota Probolinggo, Lucia Aries Yulianti, yang menegaskan bahwa forum ini menjadi wadah koordinasi penting bagi seluruh pemangku kepentingan ekonomi kreatif. “Acara ini dimaksudkan untuk memperkuat kelembagaan serta sinkronisasi program pengembangan ekonomi kreatif di Kota Probolinggo,” ujarnya.
Dari rapat ini, diharapkan dapat tersusun kerja serta mekanisme kolaborasi antar Pokja Ekonomi Kreatif, menetapkan langkah strategis penguatan kelembagaan, serta mendorong sinergi lintas sektor dalam penyusunan roadmap dan rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif daerah.
Sambutan sekaligus arahan disampaikan oleh Asisten Administrasi Pemerintahan, Budiono Wirawan. Ia menekankan bahwa ekonomi kreatif kini menjadi penggerak utama ekonomi masa depan. “Ekonomi kreatif mengandalkan ide, inovasi, dan kreativitas. Tiga hal yang menjadi kekuatan sumber daya manusia, bukan semata-mata sumber daya alam,” ungkapnya.
Budiono menyebut Kota Probolinggo memiliki potensi besar di berbagai subsektor kreatif, mulai dari aplikasi dan game developer, desain komunikasi visual, kuliner, kriya, film dan animasi, hingga periklanan. Potensi tersebut, katanya, harus dikelola melalui kelembagaan yang kuat dan terarah.
Ia juga menyoroti kerangka regulasi yang sudah dibangun, seperti Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2025 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, pembentukan Tim Percepatan Pengembangan Industri Kreatif 2025–2030, serta Penasihat Wali Kota Bidang Industri Kreatif sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam membangun ekosistem kreatif. “Namun, setelah regulasi dan struktur terbentuk, tugas kita sekarang adalah memastikan kelembagaannya hidup dan bergerak,” tegasnya.
Budiono berharap rakor ini menghasilkan pemetaan peran kelembagaan yang lebih jelas, rencana aksi antar pokja yang realistis dan terukur, penguatan kolaborasi pentahelix, serta pelibatan aktif komunitas kreatif dalam perencanaan dan pelaksanaan program daerah.
“Kelembagaan ekonomi kreatif bukan hanya tentang struktur, tetapi tentang semangat kolaborasi. Kita ingin Kota Probolinggo menjadi ruang hidup bagi kreativitas, tempat ide-ide anak muda, pelaku UMKM, dan komunitas lokal bisa tumbuh dan memberi dampak nyata,” katanya.
Ia pun mengajak seluruh unsur untuk menyusun langkah lanjutan, antara lain penyusunan roadmap ekonomi kreatif yang adaptif dan digital, penguatan branding Kota Probolinggo sebagai Kota Kreatif, serta pembukaan ruang kolaborasi melalui program, festival, dan dukungan CSR. “Mari kita terus berkolaborasi, berinovasi, dan berkreasi demi terwujudnya Kota Probolinggo yang Kreatif, Inovatif, dan Berdaya Saing,” pungkasnya. (sit/fa)






















