Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo menyelenggarakan Media Gathering Pendataan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) tahun 2022. Giat yang juga dihadiri Kepala Diskominfo Pujo Agung Satrio itu diikuti jurnalis media cetak maupun media elektronik di hall hotel di kawasan Jalan Raya Bromo.
KADEMANGAN - Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Probolinggo menyelenggarakan Media Gathering Pendataan
Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) tahun 2022. Giat yang juga dihadiri Kepala
Diskominfo Pujo Agung Satrio itu diikuti jurnalis media cetak maupun media
elektronik di hall hotel di kawasan Jalan Raya Bromo.
Dijelaskan oleh
Ketua Panitia, Taufiq Fajar Dewanto, BPS Kota Probolinggo ingin menyampaikan
data-data yang ada, yang selama ini telah dikerjakan oleh tim BPS. “Sehingga
data-data hasil kerja tersebut bisa diketahui oleh teman-teman wartawan dan
bermanfaat di bidang jurnalistik. Dengan demikian, data tersebut bisa diketahui
dan dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai evaluasi maupun perencanaan
pembangunan,” jelas Taufiq.
Ya, BPS Kota
Probolinggo telah menghasilkan beberapa data seperti Indikator Kesejahteraan
Rakyat (Inkesra), menghitung angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
menghitung angka inflasi setiap bulan yakni setiap tanggal 1 jam 14.00,
melakukan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).
“Indikator yang
dihasilkan dari data-data yang saya sebutkan tadi akan menunjukkan bagaimana
karakter atau kondisi berbagai bidang di Kota Probolinggo,” jelas Ketua BPS
setempat Heri Sulistio.
Heri juga
menuturkan, untuk pendataan Regsosek 2022, BPS Kota Probolinggo telah
melaksanakan giat tersebut bersama pemangku kepentingan juga dibantu oleh
Pemerintah Kota Probolinggo. “Alhamdulillah bapak wali kota juga mendukung,
kemudian Diskominfo dan juga Bappeda, bersama-sama menyukseskan Resgosek ini,” tutur
Heri.
Dihadapan para
awak media, Heri membeberkan bahwa selama ini data yang ada sedikit
carut-marut, kurang valid dan tidak terpadu. Seperti yang telah diamanatkan
oleh Presiden Joko Widodo, nantinya data akan lebih valid dan terpadu, sehingga
diharapkan adanya Satu Data Perlindungan Sosial.
BPS sendiri
telah menurunkan sebanyak 399 tim sensus yang mendata kurang lebih 78 ribu
keluarga di Kota Probolinggo. “Bertahap ya, tahun 2022 adalah pendataan awal,
kemudian pengelolaan data di awal tahun 2023, kemudian nanti di pertengahan
tahun 2023 akan diadakan forum konsultasi publik, sebagai saran untuk uji
publik. Data yang dihasilkan di lapangan nanti di uji publik untuk verifikasi
ulang apakah data yang diperoleh dari masyarakat langsung ini valid dan
mengkategorikan masyarakat secara berjenjang yang mampu, menengah, miskin,
miskin menengah, atau miskin ekstrem,” kata Heri.
Tujuan akhir Regsosek
2022 ialah pada tahun 2024 Indonesia sudah berkategori 0 persen kemiskinan
ekstrem, maka pemerintah daerah diminta untuk memberikan kebijakan bagaimana
solusi pengentasan kemiskinan dengan adanya satu data terpadu dari regsosek
ini.
Dalam media
gathering tersebut, ada tiga narasumber BPS Kota Probolinggo yakni Husnul Chotimah
menjelaskan terkait data Indeks Kemiskinan, Christian Dwi mengenai data Indeks
Pembangunan Manusia, dan Iva Rinjani menjelaskan terkait inflasi.
Dari penjelasan
ketiga narasumber persentase penduduk miskin di Kota Probolinggo pada tahun
2022 di angka 6,65, menurun dari tahun 2021 yakni 7,43. Sedangkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2022 mencapai 74,56 atau tumbuh 1,22
persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya yaitu 73,66.
Sedangkan untuk
inflasi di wilayah Jawa Timur pada sebaran November 2022, Kota Probolinggo
menempati urutan pertama inflasi terendah, yakni 5,57. Meskipun poin tersebut
masih sedikit tinggi dari arahan Presiden yaitu inflasi di bawah 5 persen. (sit/fa)