Rayakan Hari Batik Nasional, Pemkot Gelar Banyak Event

Dalam rangka hari Batik Nasional 2024, Pemkot Probolinggo menggelar beberapa event. Hal itu diketahui saat dialog interaktif di Radio Suara Kota Probolinggo dengan menghadirkan narasumber dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUMP) Kota Probolinggo dan Day Art Batik Probolinggo pada Selasa, (1/10).

KANIGARAN – Dalam rangka hari Batik Nasional 2024, Pemkot Probolinggo menggelar beberapa event. Hal itu diketahui saat dialog interaktif di Radio Suara Kota Probolinggo dengan menghadirkan narasumber dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUMP) Kota Probolinggo dan Day Art Batik Probolinggo pada Selasa, (1/10).

Pada kesempatan kali ini, Kepala DKUMP Fitriawati, menjelaskan perayaaan tahunan ini bukan hanya sekedar peringatan akan tetapi menjadi cara untuk menjaga identitas bangsa dan memperkuat persatuan.

“Hari batik nasional tahun ini bertemakan “BANGGA BERBATIK”, sementara itu tema yang diangkat oleh DKUMP bertemakan “Bright Light Batik Kota Probolinggo” karena kami ingin mengangkat kembali batik yang ada di Kota Probolinggo,” ujarnya.

Menurut Kadis Fitri, perkembangan batik di Kota Probolinggo memang tidak diketahui banyak orang, namun hal ini sudah ada pada zaman dahulu. Tercatat, pada 1883 di Museum Amsterdam Belanda, dengan total 126 motif tersebut yang berhasil di replikasi sebanyak 26 motif batik kuno yang sekarang ada di Museum Kota Probolinggo.

Fitriawati juga mengatakan motif baru Batik Kota Probolinggo dikenal dengan motif Lawanan dengan perwarnaan alam, namun setelah mati suri pada tahun 2000-an, Batik Kota Probolinggo kembali bergeliat dengan munculnya batik khas pendalungan.

“Batik Kota Probolinggo kembali bergeliat dengan munculnya batik dengan warna dan corak yang kental dengan budaya pandalungan, ditambah dengan warna cerah berani khas suku Madura yang berpacu dengan warna lembut dari suku jawa,” ucap Fitri.

Kemudian, Khoirul Arifin menjelaskan bahwa DKUMP Kota Probolinggo telah memfasilitasi perkembangan usaha dari pembatik seperti pelatihan membatik melalui kegiatan shodaqoh ilmu dengan sasaran pelaku usaha pemula, anak baru lulus sekolah dan anak dari kalangan pesantren.

“Selain itu, juga terlaksana kegiatan pelatihan dan bimtek padupadan warna batik bagi pembatik Kota Probolinggo dan memfasilitasi pemasaran offline maupun online. Pemasaran offline ini meliputi galeri dekranasda, pemasaran batik border aksesoris, pameran HUT Dekranasda di Solo, sedangkan pemasaran online melalui e-commerce umik hebat,shopee, dan lainnya,” tegasnya.

Narasumber lainnya Friday Purnamasari dari Day Art Batik menyampaikan perjalanannya sebagai seorang pembatik,

“mulanya mempunya usaha batik sejak tahun 2012 dan waktu itu ada lomba batik Tingkat nasional dan kebetulan dapat nominasi di situ dengan batik godong pelem dan untuk berikutnya di jadikan seragam oleh Pemerintah Kota Probolinggo berkembang dan juga dengan bantuan Pemerintah difasilitasi untuk pameran pemeran yang ada di luar kota dan di situ sudah mulai terkenal, batik Kota Probolinggo. Namanya sudah mulai terlihat di kota kota lain, nasional dan juga batik Kota Problinggo sudah mulai banyak dari 10 sehingga menjadi 52 pembatik sampai sekarang,” ujarnya.

Diketahui, untuk memeriahkan Hari Batik Nasional 2 Oktober ini, Pemkot mengeluarkan Surat Edaran dari Kementeian Dalam Negeri yang berisi tentang himbauan kepada Seluruh Pegawai Pemerintah di Tingkat Pusat, Provinsi, dan Daerah untuk mengenakan batik setiap hari.

LINK TERKAIT